Latest from the journal

KEGIATAN EKONOMI KONSUMEN, PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR

KEGIATAN EKONOMI KONSUMEN, PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR


I. KONSUMSI

A. Pengertian dan Tujuan Konsumsi

Konsumsi :
-Menghabiskan nilai guna barang/jasa
-Bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli barang dan jasa

Konsumsi adalah penggunaan barang/jasa yang ditujukan langsung untuk memenuhi hidup.

Contoh : Mobil yang dipakai sendiri disebut barang konsumi, tapi jika mobil tersebut disewakan maka disebut barang produksi.

Tujuan Konsumsi :
1. Mengurangi nilai guna barang/jasa secara bertahap
2. Menghabiskan nilai guna barang/jasa secara sekaligus
3. Memuaskan kebutuhan secara fisik
4. Memuaskan kebutuhan rohani

B. Nilai Barang dan Jasa Konsumen


1. Nilai Pakai, yaitu kemampuan suatu barang/jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai dibedakan menjadi 2 yaitu :
-Nilai Pakai Objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia secara umum (mis. baju untuk menutupi tubuh, rumah untuk bernaung)
-Nilai Pakai Subjektif, yaitu kemampuan yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan secara khusus (mis. cangkul bagi para petani, jala bagi para nelayan)

2. Nilai Tukar, yaitu kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lainnya. Nilai tukar dibedakan menjadi 2 :
-Nilai Tukar Objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain, nilai tukar objektif ditentukan oleh adanya hubungan tukar-menukar (mis. dalam membuat suatu barang misalnya sepatu kulit, seorang produsen membuatnya berdasarkan apa yang diperlukan/diminta oleh konsumen, bukan untuk keperluan pribadi, jadi produsen menilai barang berdasarkan nilai tukar.
-Nilai Tukar Subjektif, kesanggupan barang tersebut untuk dipertukarkan (mis. Ana sebagai konsumen  mengatakan harga kemeja Rp.155.000, maka yang dimaksud adalah nilai tukar objektifnya. Tetapi bila si Ana adalah seorang produsen, maka dia melihatnya sebagai nilai tukar subjektif, karena ada faktor yang mempengaruhi, diantaranya:
- Biaya pembuatan dan biaya lain dari barang tersebut
- Persaingan dengan produsen kemeja lain
Di lain pihak, bila si Ana adalah seorang pedagang, maka ia akan menilai barang tersebut berdasarkan biaya yang akan dikeluarkan)

Teori Nilai


  • Teori Nilai Biaya (Adam Smith). Teori ini menekankan besarnya nilai suatu benda ditentukan oleh jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa tersebut.
  • Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja (David Ricardo). Teori ini lebih menekankan bahwa besarnya nilai suatu barang sangat ditentukan oleh besarnya upah tenaga kerja untuk memproduksi barang tersebut.
  • Teori Nilai Tenaga Kerja Masyarakat (Karl Marx). Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh besarnya biaya rata-rata upah tenaga kerja masyarakat.
  • Teori Nilai Biaya Reproduksi (Carey). Menurut teori ini nilai suatu barang berdasarkan biaya yang dikeluarkan bila barang tersebut diproduksi kembali.
  • Teori Nilai Pasar (Humme dan Lock). Berdasarkan teori ini besar kecilnya nilai suatu barang sangat dipengaruhi oleh terbentuknya harga pasar.

C. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen : perilaku/tindakan yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 

Perilaku konsumen dapat dilakukan melalui 2 pendekatan, yaitu :
-Pendekatan Kardinal, menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (mis. uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari 4 konsep atau 4 teori nilai guna, yaitu :
-Nilai Guna Total (Total Utility), yaitu kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa.
-Nilai Guna Marginal (Marginal Utility), yaitu pertambahan kepuasan yang dinikmati dari setiap tambahan barang/jasa yang dikonsumsi.
-Nilai Guna Total dan Marginal yang Semakin Menurun, konsumen berusaha menikmati barang/jasa yang dimilikki sepuas-puasnya. Setelah kepuasan dari mengkonsumsi suatu barang/jada berlangsung sampai titik tertentu terus-menerus, akhirnya kepuasan itu akan sampai pada tingkat kejenuhan tertentu. Setelah tingkat ini, kepuasan akan menurun.
-Nilai Guna yang Sama, yaitu apabila barang yang dikonsumsi seorang konsumen sama besarnya, nilai guna maksimal akan dicapai pada saat besarnya nilai guna marginal dari setiap barang yang dikonsumsi adalah sama.



Keterangan : 
-Kurva nilai guna total(Total Utility) bermula di titik A, lalu naik ke titik B,C D, E, mendatar di titik E dan F, selanjutnya mulai menurun di titik G, H, I.
-Kurva nilai guna marginal(Marginal Utility) bermulai di titik A1, kemudian ke titik B1, C1, D1, E1, dan F1. Dari kurva Nilai guna total dan Nilai guna marginal terlihat bahwa setelah nilai guna naik sampai titik tertentu, nilai guna itu akan menurun, berdasarkan tabel dan grafik, dapat disimpulkan bahwa kepuasan mengkonsumsi suatu barang/jasa dilakukan terus-menerus mula-mula akan meningkat sampai akhirnya akan terjadi kejenuhan dan mulai menurun. Hukum Gossen I.

Asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1.Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan
batasan pendapatannya.

2.Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
3.Pendapatan konsumen tetap (kendala dana) yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
4.Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sehingga kepuasannya tinggi, begitu juga sebaliknya.
5.Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya kegunaan dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya. Makin banyak barang yang dikonsumsi semakin puas.


-Pendekatan Ordinal, Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut.

Contoh : Dalam menilai suatu masakan dengan skala sangat enak, enak, lumayan, tidak enak, sangat tidak enak.

Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
  1. Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya.
  2. Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
  3. Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
  4. Konsumen tidak bisa mencapai titik kepuasan tertinggi karena dibatasi oleh anggaran yang terbatas.

Keterangan :
Semua titik yang tepat berada di garis anggaran misalnya titik D merupakan titik yang dipilih konsumen karena pada titik ini, pendapatan konsumen dihabiskan untuk membeli makanan dan pakaian, sehingga konsumen memperoleh kepuasan yang maksimal.

Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama. 



Keterangan :
Kurva indiferen ABCD merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi pilihan konsumen yang memberikan nilai kepuasan sama. Baik titik A maupun B, C, atau D memberikan kepuasan yang sama kepada konsumen.

Kondisi keseimbangan konsumen dapat digambarkan dengan menggabungkan kurva indiferen dengan garis anggaran. Dengan cara ini terlihat salah satu kurva indiferen menyinggung garis anggaran. Saat persinggungan kurva indiferen inilah terjadi keseimbangan konsumen.

Keseimbangan konsumen ini terjadi saat nilai guna marginal pakaian dibagi dengan harga pakaian sama dengan nilai guna marginal makanan dibagi dengan harga makanan. Secara notasi dapat dinyatakan sebagai berikut.


D. Pola Konsumen

Pola Konsumen adalah susunan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam jangku waktu tertentu yang dipenuhi dari pendapatan.

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan Pola Konsumsi :
*Faktor Internal :
-Tingkat pendidikan/pengetahuan
-Jenis pekerjaan
-Motivasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik
-Kepribadian
-Gaya hidup

*Faktor Eksternal :
-Kondisi tempat tinggal dan iklim
-Tingkat peradaban bangsa
-Kebiasaan dan kondisi sosial budaya masyarakat
-Tinggi rendahnya harga barang dan jasa
-Selera yang sedang berkembang di masyarakat
-Kemajuan IPTEK


E. Teori Perilaku Konsumen

1. Engel "Semakin kecil pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk konsumsi. Dan sebaliknya, semakin besar pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk tabungan"


2. J.M Keynes "Konsumsi adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk membeli barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan Tabungan adalah bagian pendapatn yang disimpan atau tidak dibelanjakan" Jadi dapat dirumuskan :


Menurut J.M Keynes, dari rumus itu :
a.) Jika pendapatan bertambah maka konsumsi akan bertambah dimana (delta)C<(delta)Y
b.) Pertambahan pendapatan akan digunakan untuk menambah konsumsi dan tabungan
c.) Pertambahan pendapatan jarang mengakibatkanpenurunan konsumsi.

3. H.H Gossen
Hukum Gossen I "Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah, maka kepuasan total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi kepuasan marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila dikonsumsi terus dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan kepuasan total menjadi berkurang"
Hukum tersebut di atas menyatakan pemuasan kebutuhan secara vertikal yaitu pemuasan satu macam kebutuhan yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga kenikmatannya semakin lama semakin berkurang dan akhirnya dicapai titik kepuasan.

Hukum Gossen II "Seorang konsumen akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli berbagai macam barang sedemikian rupa hingga kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara seimbang"
Dengan sumber dana terbatas, konsumen harus mencari kombinasi unit dari berbagai jenis barang, agar semua kebutuhannya bisa terpenuhi dan kepuasan maksimal bisa tercapai.

II. PRODUKSI

A. Pengertian dan Tujuan Produksi 

Produksi adalah setiap kegiatan atau usaha manusia untuk menghasilkan atau menambah guna barang dan jasa.

Tujuan Produksi :
-Memenuhi kebutuhan manusia
-Mencari keuntungan atau laba
-Menjaga kelangsungan hidup perusahaan
-Meningkatkan mutu dan jumlah produksi
-Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena bencana alam.

B. Faktor-Faktor Produksi

Untuk memproduksi barang/jasa diperlukan faktor produksi. Faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai/produksi barang/jasa. Faktor-Faktor Produksi tersebut adalah:
1. Faktor Produksi Alam, yaitu faktor produksi yang disediakan oleh alam, meliputi tanah, kekayaan hutan, kekayaan laut, air, iklim, dll.
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja. Berdasarkan kemampuan, faktor produksi tenaga kerja dibagi menjadi :
-Tenaga Kerja Terdidik (Skilled Labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus dan teratur (mis. dokter, dosen, akuntan, dll)
-Tenaga Kerja Terlatih (Trained Labour), yaitu tenaga kerha yang memerlukan latihan-latihan dan pengalaman (mis. sopir, koki, montir, penjahit, dll)

-Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih (Unskilled and Untrained Labour), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan (mis. kuli, pemulung, dll)
3. Faktor Produksi Modal, semua hasil produksi berupa benda yang diciptakan untuk menghasilkan barang atau jasa yang lain (mis. mesin-mesin, cangkul, bahan baku, uang, dll)
4. Faktor Produksi Skill, yaitu kemampuan yang dimilikki seseorang untuk mengorganisasi/mengatur dan mengombinasi faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal.
-Keahlian Manajerial (Managerial Skill), yaitu keahlian dalam mengelolala faktor-faktor produksi dengan menggunakan cara-cara yang tepat sehingga diperolah hasil maksimal.
-Keahlian Teknologi (Technological Skill), yaitu keahlian khusus yang bersifat tekhnik yang bisa digunakan demi keberhasilan produksi.
-Keahlian Organisasi (Organizational Skill), yaitu keahlian mengatur berbagai kegiatan perusahaan yang bersifat intern maupun ekstern.

-Yang Termasuk Faktor Produksi Asli : Faktor Produksi Alam dan Faktor Produksi Tenaga Kerja.
-Yang Termasuk Faktor Produksi Turunan : Faktor Produksi Modan dan Faktor Produksi Skill.

C. Bidang-Bidang Produksi

1. Bidang Ekstraktif, yaitu produksi yang memungut langsung hasil yang disediakan alam tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut (mis. pertambangan, gali pasir, dll)
2. Bidang Agraris, yaitu produksi yang mengolah alam untuk memelihara tanaman dan hewan (mis. pertanian, perkebunan, peternakan, dll)
3. Bidang Industri, yaitu produksi yang mengolah :
-Bahan Mentah Menjadi Barang Jadi (mis. kedelai diolah menjadi susu kedelai)
-Bahan Mentah Menjadi Barang Setengah Jadi (mis. kapas diolah menjadi benang pintalan)
-Bahan Setengah Jadi Menjadi Barang Setengah Jadi (mis. benang pintalan diolah menjadi kain)
-Bahan Setengah Jadi Menjadi Barang Jadi (mis. kain diolah menjadi baju)
4. Bidang Perdagangan, yaitu produksi yang mengumpulkan dan menjual kembali hasil produksi kepada yang memerlukan untuk memperoleh keuntungan (mis. toko, supermarket, kios, dll)
5. Bidang Jasa, yaitu produksi yang membantu dan memperlancar proses produksi tanpa ikut membuat barang itu sendiri. Jadi, bidang ini tidak menghasilkan barang melainkan hanya menghasilkan jasa. (mis. perbankan, akuntan, asuransi, dll)


D. Tingkatan Produksi

1. Produksi Primer, yaitu produksi yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang bisa langsung dikonsumsi atau yang akan digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Yang termasuk dalam bidang produksi ini adalah bidang Ekstraktif dan Agraris.
2. Produksi Sekunder, yaitu produksi yang mengolah bahan-bahan dasar yang dihasilkan oleh tingkat produksi primer. Yang termasuk dalam bdaing produksi ini adalah bidang Industri.
3. Produksi Tersier, yaitu produksi yang memperlancar proses produksi dan menyalurkan hasil produksi. Yang termasuk dalam bidang produksi ini adalah bidang Perdagangan dan Jasa.


E. Perluasan Produksi

Perluasan Produksi adalah usaha untuk meningkatkan atau menambah kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu) barang dan jasa yang dihasilkan. 
Cara-Cara Perluasan Produksi Meliputi :
a.) Ekstensifikasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah faktor produksi.
b.) Intensifikasi, yaitu perluasan produksi dengan cara memperbesar kemampuan produksi dari faktor produksi yang sudah ada, tanpa menambah jumlah faktor produksi.
c.) Diversifikasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah jenis produksi (mis. yang semula hanya memproduksi tas, menjadi memproduksi tas dan sepatu)
d.) Normalisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah kergaman dari satu jenis produksi (mis. yang semula hanya memproduksi tas, menjadi memproduksi tas dan sepatu, namun ditambah lagi modelnya, misalnya untuk sepatu ada sepatu flat, highheels,wedges, dll, sedangkan untuk tas, ada tas jinjing, tas punggung, tas koper, dll)
e.) Spesialisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara mengadakan pembagian kerja.
f.) Mekanisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menggunakan menggunakan mesin-mesin yang menghemat waktu dan tenaga, sehingga hasil produksi lebih meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
g.) Memberikan fasilitas dan kemudahan, yaitu perluasan produksi yang dilakukan pemerintah sebagai suatu kebijakan umum (mis. pemberian kredit bagi usaha kecil dan menengah, deregulasi/penyederhanaan peraturan, debirokrasi/penyederhanaan mekanisme perizinan, mengadakan kursus-kursus peningkatan ketrampilan kerja, dll)


F. Etika Produsen

1. Memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
2. Memperhatikan perundang-undangan yang berlaku
3. Tidak mengeksploitasi SDA secar berlebihan.


G. Perilaku Produsen

Perilaku Produsen : Suatu gambaran bagaimana produsen berperilaku dalam memproduksi barang/jasa.

Dalam menyelidiki perilaku produsen digunakan model produksi dengan satu faktor produksi variabel. Produksi dengan Satu Faktor Variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah (mis. barang modal dan tenaga kerja). Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan produksi maksimum disebut Fungsi Produksi, seperti di bawah ini :

Salah satu teori produksi "Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Deminishing Return)" oleh David Ricardo dalam bukunya "Principles of Political Economic and Taxation"

Hukum di atas berbunyi : "Kalau ada (paling sedikit) satu input yang tetap (misalnya, tanah atau modal) dikombinasikan dengan satu input variabel (misalnya tenaga kerja) yang setiap kali ditambah satu unit, maka output akan ikut bertambah juga, mula-mula dengan tingkat pertambahan yang lebih dari proporsional (Increasing Returns), tetapi mulai waktu tertentu tambahan hasil (produk marginal) akan menjadi kurang dari proporsional (Deminishing Return)". Perhatikanlah tabel berikut ini :

Keterangan :
-Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai maksimum pada saat tenaga kerja mencapai 6 orang. Namun setelah penambahan tenaga kerja selanjutnya justru menurunkan produksi total.
-Apabila (delta)L adalah pertambahan tenaga kerja, (delta)TP adalah pertambahan produksi total maka produksi marginal (MP) dapat dihitung dengan persamaan berikut :

-Besarnya produksi rata-rata adalah produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja. Apabila produksi total adah TP dan jumlah tenaga kerja adalah L maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

INTI MASALAH EKONOMI, KEBUTUHAN, KELANGKAAN DAN SISTEM EKONOMI

INTI MASALAH EKONOMI, KEBUTUHAN, KELANGKAAN DAN SISTEM EKONOMI

 

I. Inti Masalah Ekonomi 


Ekonomi Klasik : Produksi, Konsumsi, Distribusi 

Ekonomi Modern : -Apa yang diproduksi? (what) -Bagaimana cara memproduksi? (how) -Untuk siapa barang diproduksi? (Whom)  


II. Kebutuhan (needs) dan Alat Pemuas Kebutuhan 

Kebutuhan : suatu perasaan kekuarangan yang timbul pada diri setiap orang terhadap barang dan jasa untuk memenuhi tuntutan dalam hidup. 


Kebutuhan dapat dibedakan menurut: 

1. Menurut Intensitasnya : 

-Kebutuhan Primer. Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi (Makanan, Rumah, Pakaian) 

-Kebutuhan Sekunder. Kebutuhan yang pemenuhannya setelah Kebutuhan Primer terpenuhi (mis. motor, televisi, handphone)
-Kebutuhan Tersier. Kebutuhan yang pemenuhannya setelah Kebutuhan Primer dan Sekunder terpenuhi (Kebutuhan terhadap barang mewah)


2. Menurut Sifatnya :

-Kebutuhan Jasmani. Kebutuhan yang dibutuhkan oleh fisik (mis. makan, minum, tidur)
-Kebutuhan Rohani. Kebutuhan yang dibutuhkan oleh batin atau perasaan seseorang,  (mis. jalan-jalan, mendengarkan musik)


3. Kebutuhan Menurut Waktunya Penggunaanya :

-Kebutuhan Sekarang. Kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga (mis. obat bagi yang sakit) 
-Kebutuhan Mendatang. Kebutuhan yang pemenuhannya bisa ditunda atau kebutuhan yang masih direncanakan untuk masa depan (mis. asuransi pendidikan untuk anak yang baru lahir)


4. Kebutuhan Menurut Subjeknya : 

-Kebutuhan Perseorangan/Individu. Kebutuhan pribadi setiap individu (mis. makanan, rumah, pakaian)
-Kebutuhan Masyarakat/Sosial. Kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang banyak untuk kepentingan umum (mis. jembatan)


~Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidak Terbatas~ 

1. Makin bertambahnya jumlah penduduk. Logikanya kalau misalnya jumlah penduduk bertambah pasti permintaan akan barang dan jasa bertambah.

2. Makin maju ilmu pengetahuan dan teknologi. (mis. jika ada gadget baru, maka permintaan akan gadget tersebut meningkat)

3. Makin maju peradaban dan kebudayaan manusia. Setiap saat peradaban manusia berjalan semakin maju, maka setiap ada penemuan baru yang dapat mensejahterakan manusia, maka permintaan akan barang tersebut meningkat (mis. jaman dulu gak ada lampu, setelah ditemukan lampu, banyak yang menggunakannya sehingga permintaan akan lampu bertambah)

4. Makin luasnya pergaulan. Karena semakin banyak teman dan luasnya pergaulan maka semakin besar kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan (mis. si A bergaul dengan seorang fotografer, lama kelamaan ia akan belajar fotografi dan membutuhkan kamera, dll)

~Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Manusia~ 

1.Kondisi Alam. Perbedaan kondisi alam menyebabkan perbedaan kebutuhan (mis. orang yang tinggal di kutub memerlukan pakaian tebal, sedangkan orang yang bertempat tinggal di wilayah tropis, cenderung memerlukan pakaian yang tipis) 

2. Agama dan Kepercayaan. Kebutuhan umat agama Hindu berbeda dengan umat agama Islam, ataupun sebaliknya

3. Peradaban dan Kebudayaan Manusia. Kebutuhan zaman praaksara dengan zaman sekarang pastilah berbeda

4. Adat Istiadat dan Tradidsi. Misalnya upacara kematian di Bali yang terkenal yaitu ngaben pastilah membutuhkan dana/kebutuhan yang sangat besar, sedangkan kalau misalnya upacara kematian di Jawa tidak membutuhkan dana/kebutuhan yang sangat besar.

Sedangkan,
Alat Pemuas Kebutuhan : Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan baik berupa barang atau jasa. Alat pemuas kebutuhan tersebut dapat berupa Barang/Benda atau Jasa.

Barang : sesuatu yang secara fisik tampak.
Jasa : sesuatu yang secara fisik tidak tampak.


~Alat Pemuas Kebutuhan Bersifat Langka, karena~

-Barang yang tersedia di alam terbatas
-Rusaknya sumber daya alam akibat ulah manusia
-Keterbatasan SDM dalam mengelola sumber daya alam
-Peningkatan kebutuhan lebih cepat dibanding dengan produksi barang/jasa


III. Kelangkaan (Scarcity)  

Kelangkaan : keadaan di mana kebutuhan akan barang dan jasa tidak bisa terpenuhi secara keseluruhan akibat adanya permintaan yang tidak sebanding dengan alat pemuas kebutuhan.


Barang dapat dibedakan menjadi :


1.Menurut Cara Memperolehnya :

-Barang Ekonomi. Barang yang cara memperolehnya memerlukan pengorbanan (mis. kita memberikan uang sehingga kita mendapatkan barang)
-Barang Bebas. Barang yang cara memperolehnya tanpa memerlukan pengorbanan (mis. udara, cahaya) Kalau misalnya di desa, air bersih termasuk barang bebas, sedangkan di kota, air bersih termasuk barang ekonomi.


2. Menurut Wujudnya :

-Barang Kongkrit. Barang yang nyata, bisa dilihat, dirasakan, maupun dipegang/secara fisik dapat dilihat (mis. handphone)
-Barang Abstrak. Barang yang tidak nyata, yang secara fisik tidak dapat dilihat maupun dipegang, tapi bisa dirasakan(mis. lagu)


3. Menurut Hubungannya dengan Barang Lain :

-Barang Substitusi. Barang yang kegunaannya menggantikan kegunaan barang lain (mis. lilin substitusinya lampu, kipas angin substitusinya AC)
-Barang Komplementer. Barang yang kegunaannya melengkapi kegunaan barang lain (mis. kaos kaki komplementernya sepatu, pulpen komplementernya buku tulis)


4. Menurut Cara Pengerjaannya :

-Barang Mentah/Bahan Mentah. Barang yang belum pernah mengalami proses produksi (mis. kapas)
-Barang Setengah Jadi. Barang yang telah mengalami proses produksi dan masih bisa diolah lagi menjadi barang yang lebih baik dan berguna (mis. benang dan kain)
-Barang Jadi. Barang yang sudah siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia (mis. baju)


5. Menurut Kegunaannya :

-Barang Konsumsi. Barang yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang konsumsi dibedakan menjadi, : 

-Barang Konsumsi Tahan Lama. Barang yang dapat dipakai berulang kali digunakan dalam memenuhi kebutuhan (mis. pulpen, pensil).
-Barang Konsumsi Tidak Tahan Lama. Barang yang tidak dapat dipakai berulang-ulang dalam memenuhi kebutuhan (mis.makanan)


-Barang Produksi. Barang yang langsung dapat digunakan dalam memenuhi kegiatan proses produksi barang yang lainnya. Barang produksi dapat dibedakan menjadi, : 

-Barang Produksi Tahan Lama. Barang produksi yang dapat digunakan berkali-kali dalam kegiatan proses produksi (mis. mesin/alat)
-Barang Produksi Tidak Tahan Lama. Barang produksi yang tidak dapat digunakan berulang-ulang (mis. kedelai/sayur/bahan)


Meurut Al Mayers jenis-jenis Kegunaan Barang atau Benda adalah sebagai berikut : 

-Element Utility (Faedah Elemen), artinya suatu benda memiliki kegunaan dilihat dari unsur benda tersebut (mis. semen yang digunakan untuk membangun rumah)
-Time Utility (Faedah Waktu), artinya benda itu memiliki kegunaan apabila dipakai sesuai waktunya (mis. jas hujan yang digunakan pada saat hujan)
-Place Utility (Faedah Tempat), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dipindahkan tempatnya (mis. pasir yang dipindahkan dari sungai ke toko bangunan)
-Owner Utility (Faedah Pemilik), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dirubah bentuknya (mis. batu marmer yang diubah menjadi lantai marmer)
-Form Utility (Faedah Bentuk), artinya benda itu berguna jika telah dimiliki (mis. palu yang dibeli untuk memalu)
-Service Untility (Faedah Jasa), artinya pelayanan atau service itu berguna jika diberikan (mis. penjahit memberikan jasanya)


Barang-Barang yang Lain dalam Ilmu Ekonomi :

-Barang Inferior. Barang yang permintaanya turun ketika pendapatan seseorang naik atau barang yang hanya mampu dibeli oleh seseorang yang berpendapatan rendah. (mis. gaplek). Cirinya, kualitasnya rendah.
-Barang Giffen. Hampir sama dengan barang inferior, yaitu barang yang kualitasnya rendah. Bedanya barang giffen memilkki efek pendapatan yang lebih besar dari efek substitusinya, sedangkan barang inferior memilikki efek pendapatan yang negatif yang lebih besar dari efek substitusinya. (mis. penjual barang bekas yang harganya semakin murah maka permintaan akan barang tersebut semakin turun karena masyarakat berasumsi bahwa barang tersebut kualitasnya semakin rendah)
-Barang Esensial. Barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (pakaian, makanan, rumah)
-Barang Superior. Barang yang bermutu tinggi, Barang yang dibeli oleh orang yang berpendapatan tinggi. (mis. intan, berlian)


~Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kelangkaan~

-Bencana Alam. Bencana alam menyebabkan sumber daya alam rusak, sehingga sumber daya alam tersebut tidak bisa digunakan kembali.
-Peperangan. Peperangan menyebabkan sumber daya alam rusak, dan sumber daya manusia yang mengolah sumber daya alam tersebut tidak ada.
-Perilaku Manusia yang Menyebabkan Kerusakan Sumber Daya Alam. (mis. penebangan liar)
-Kebutuhan Manusia yang Tidak Terbatas.


Sikap Rasioanal. Sikap ini dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan, Dengan sikap rasional, kebutuhan dapat dipenuhi secara tepat. Untuk meweujudkan sikap rasional dalam memenuhi kebutuhan, dengan cara :

-Identifikasi apakah yang ingin dipenuhi adalah kebutuhan atau keinginan.
-Identifikasi pendorong untuk memenuhi kebutuhan.
-Analisis biaya dan manfaat dalam memenuhi kebutuhan.
-Menyadari biaya peluang, bahwa jika kebutuhan yang satu dipenuhi, maka kebutuhan yang lain tidak terpenuhi.


III. Biaya Sehari-Hari dan Biaya Peluang


-Biaya Sehari-Hari. Biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berbagai barang/jasa yang diperlukan supaya mencapai kemakmuran.

-Biaya Peluang/Ongkos Alternatif/Opportunity Cost. Sejumlah barang atau pendapatan yang harus dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Atau Sejumlah barang atau pendapatan yang harus dikorbankan agar sejumlah barang yang lain dapat diproduksi atau digunakan. Biaya Peluang ada dua macam yaitu : 
-Biaya Langsung. Biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. (mis. Kita naik taksi, maka kita harus mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan jasa tersebut)
-Biaya Tidak Langsung. Biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. (mis. Kita mendapatkan beasiswa untuk kuliah jurusan ekonomi, sedangkan kita ingin kuliah jurusan arsitektur. Kita mendapatkan sesuatu yang lain, kita dibiayai, hanya kita harus mengorbankan kuliah jurusan arsitektur)

Contoh :
Saya mempunyi sebuah ruangan toko, saya sewakan seharga Rp. 200.000,-/bulan. Namun, setelah saya pertimbangkan, jika toko saya tersebut saya gunakan sendiri untuk jualan, maka saya perkirakan pendapatan saya menjadi Rp. 250.000,-/bulan. Apabila, biaya kesempatan yang dikorbankan sebesar Rp. 200.000,- serta keuntungan yang diperoleh dari keputusan ini adalah Rp. 50.000,- yang diperoleh dari Rp. 250.000-Rp.200.000,-


VI. Pemanfaatan Sumber Daya


-Alokasi Sumber Daya. Maksudnya, sumber daya tersebut dibagi-bagi untuk memproduksi berbagai macam barang/jasa. Alokasi ini dapat dijelaskan melalui Kurva Kemungkinan Produksi. Kurva Kemungkinan Produksi adalah Kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi output yang mungkin dapat diproduksi dengan sumber daya (faktor produksi) tertentu yang tersedia.

Contoh Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibility Frontier) :
Gambar 1.9 Titik kombinasi pada kurva kemungkinan produksi

Keterangan gambar : 
Titik kombinasi pada Tabel 1.1 digambarkan oleh kurva kemungkinan produksi pada gambar 1.8. Titik-titik sepanjang kurva merupakan kombinasi ideal produksi kopi dan meja. Kurva (a) pada gambar 1.9 menerangkan titik kombinasi yang tidak maksimum (H) dan titik kombinasi yang tidak mungkin dicapai karena terbatasnya sumber daya (F). Titik kombinasi C pada gambar 1.9 (b) merupakan salah satu titik kombinasi yang dipilih karena berada di sepanjang kurva kemungkinan produksi. Pergerakan dari titik C ke D pada kurva 1.9 (c) hanya dapat dilakukan dengan mengurangi produksi kopi sehingga menambah produksi meja.

-Biaya Peluang Tenaga Kerja. Pada dasarnya apabila seseorang memilih suatu pekerjaan, maka ia tidak bisa melakukan pekerjaan yang lain. Jika seseorang memilih menjadi dokter, maka dia tidak bisa menjadi seorang petinju dalam waktu yang bersamaan. Jika suatu negara telah memilih mengalokasikan sumber daya alam untuk memproduksi televisi dan pensil misalnya, maka secara tidak langsung, lowongan pekerjaan yang tersedia adalah di bidang produksi pensil dan televisi saja.


V. Metode Ekonomi


-Metode Induksi. Metode yang bermula dari kenyataan/fakta yang ada di masyarakat, dianalisa, kemudian dibuat kesimpulan ekonomi.
-Metode Deduksi. Metode yang berdasarkan pada dalil-dalil/teori-teori yang sudah ada, kemudian dianalisa, dan dibuat kesimpulan ekonomi.
-Metode Sintesa. Metode yang menggunakan fakta dan teori secara bersama-sama kemudian dibuat kesimpulan ekonomi.


VI. Prinsip dan Motif Ekonomi


 -Prinsip Ekonomi. Pedoman/patokan yang digunakan seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi. "Dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya."

-Motif Ekonomi, segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi.
Tindakan/motif tersebut berupa : 
-Untuk mencari keuntungan/kemakmuran. (mis. berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
-Untuk mencari penghargaan (mis. berinovasi dalam mengembangkan produk untuk mendapatkan penghargaan enterpreneur muda)
-Untuk mencapai kekuasaan (mis. memperbaikki hasil produksi agar mempunyai pasar yang lebih luas dalam mendistribusikan produk tersebut)
-Untuk melakukan kegiatan sosial (mis. kita menjual suatu produk yang 10% dari hasil penjualan produk tersebut digunakan untuk menyumbang panti asuhan)


VII. Hukum Ekonomi


Hukum Ekonomi. Hubungan antara dua variabel ekonomi yang saling berkaitan. (mis. hukum permintaan, hukum penawaran, hukum J.M. Keynes, dll)

Ciri-Ciri Hukum Ekonomi : Berlaku jika keadaan yang lain tetap (Cateris Paribus), dan keadaan tersebut adalah : 
-Pendapatan konsumen tetap
-Selera konsumen tetap
-Harga barang lain tetap
-Praduga tentang harga tetap
-Tidak ada barang pengganti/substitusi

Hubungan Dalam Hukum Ekonomi ada Dua Macam, yakni :
-Hubungan Kausal/Sebab Akibat. Hubungan yang apabila terjadi perubahan pada variabel satunya, maka akan menyebabkan perubahan variabel yang lain, tapi tidak sebaliknya.
-Hubungan Fungsional/Saling mempengaruhi. Hubungan ini terjadi apabila salah satu variabel berubah, maka akan menyebabkan perubahan variabel ekonomi yang lain, dan sebaliknya (hubungan ini berlaku timbal balik)


VIII. Sistem Ekonomi


Menurut saya, sistem ekonomi adalah perpaduan dari unsur-unsur ekonomi yang saling mempengaruhi. Sistem Ekonomi terbagi menjadi 5, yakni :

-Sistem Ekonomi Tradisonal. Sistem ekonomi yang pertama kali digunakan oleh manusia sebelum mengenal sistem-sistem yang lain.

Ciri-Ciri :
1.  Belum ada pembagian kerja
2.  Pertukaran dalam sistem barter
3.  Jenis produksi masih ditentukan sesuai dengan kebutuhan
4.  Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan
5.  Burtumpu pada sektor agraris
6.  Keadaan masyarakatnya masih statis, tradisional, dan miskin

Kebaikan
1.      Setiap masyarakat termotivasi untuk menjadi produsen
2.   Produksi tidak ditujukan untuk mencari keuntungan
3.   Dengan sistem pertukaran barter, masyarakat cenderung bertindak jujur

Keburukan
1.  Tidak ada kerjasama antar individu atau masyarakat
2.  Sulit mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan
3.  Jenis dan jumlah   barang yang diproduksi sering tidak mencukupi kebutuhan
4. Sulit menetapkan ukuran dari barang yang dipertemukan

-Sistem Ekonomi Terpusat/Sosialis/Komando. Di mana seluruh kebijakan perekonomian ditentukan oleh pemerintah, dan masyarakat hanya menjalankannya. Sistem Ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Karl Marx pada tahu 1867 pada bukunya yang berjudul 'Das Kapital'

Ciri-Ciri
1. Perencanaan disusun oleh pemerintah pusat
2. Semua alat produksi dikuasai oleh negara
3. Produksi, distribusi, dan konsumsi diatur secara terpusat
4. Inisiatif dan hak milik perorangan dibatasi

Kebaikan
1. Pemerintah bertanggung jawab penuh dalam perekonomian
2. Relatif tidak ada jurang pemisah antara orang kaya dan miskin
3. Hasil produksi dapat dinikmati secara merata
4. Mudah melakukan pengendalian harga

Keburukan
1. Hak milik perorangan sangat dibatasi dan rakyat kurang memilikki pilhan
2. Potensi dan daya kreasi tidak berkembang
3. Tidak terdapat kebebasan individu

-Sistem Ekonomi Liberal. Suatu sistem di mana negara memberi kebesan kepada setiap individu untuk melalukan kegiatan perekonomian. Sistem ekonomi ini berdasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam bukunya yang berjusdul 'The Wealth Of Nation'

Ciri-Ciri
1. Hak milik atas alat produksi di milikki oleh perseorangan
2. Harga barang ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar
3. Adanya persaingan bebas
4. Tdak ada campur tangan pemerintah dalam perekonomian
5. Modal memegang peran penting
6. Terbuka kesempatan bagi individu untuk mengejar keuntungan

Kebaikan
1. Dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas barang yang diproduksi
2. Terdorong untuk mengejar kemakmuran bagi dirinya sendiri
3. Setiap orang atau pengusaha termotivasi mencari keuntungan
4. Pemilihan sektor usaha disesuaikan dengan kemampuan

Keburukan
1. Menimbulkan terjadinya monopoli
2. Terdapat eksploitasi SDM
3. Terjadinya kesenjangan antara si kaya dan si miskin
4. Menimbulkan persaingan yang tidak sehat
5. Terjadinya ekspoitasi SDA

-Sistem Ekonomi Campuran. Suatu sistem ekonomi yang menggabungkan antara sistem ekonomi sosialis dengan sistem ekonomi liberal, yang mengambil garis tengah antara kebebasan individu dan pengendalian pemerintah, atau garis tengah antar peran mutlak negara dan peran menonjol individu.

Ciri-Ciri
1. Adanya campur tangan dari pemerintah
2. Adanya kebebasan dari individu/pihak swasta turut serta dalam perekonomian

Kebaikan
1. Sektor ekonomi pemerintahan dan swasta terpisah secara jelas
2. Fluktuasi harga dapat lebih terkendali
3. Hak milik perorangan diakui dan pemerintah memberi dorongan

Keburukan
1. Jika peran pemerintah mendominasi akan timbul etatisme
2. Jika peran swasta mendominasi akan timbul monopoli yang merugikan rakyat
-Sistem Ekonomi Indonesia/Sistem Ekonomi Demokrasi. Sistem Ekonomi yang berdasarkan demokrasi atau kerakyatan.

Ciri-Ciri Positif
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama dan berdasar asas kekeluargaan
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
4. Sumber-sumber kekayaan dan keungan negara digunakan dengan pemufakatan Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat pula
5. Warga Negara memilikki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan yang layak
6. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat
7. Potensi, inisiatif dan kreasi setiap warga negara diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum
Ciri-Ciri Negatif
8. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara

Ciri-Ciri Negatif
1. Sistem free flight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain
2. Sistem etatisme, yakni negara serta aparatur ekonomi bersifat dominan, mendesak, dan mematiakan potensi dan daya kreasi unit ekonomi di luar sektor negara
3.  Monopoli, yakni pemusatan kekuasaan ekonomi pada satu kelompok

Refernsi : -LKS Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 (MGMP)
              -Economics 1-Mardiyatmo-Yudhistira

Entrée populaire

Je suis là pour ce blog

Traducteur